Anjing Tidak merupakan Hewan Peliharaan Normal

Tratto da EduEDA
Jump to: navigation, search

Bernama juga tinggal in kampung, menjadi anjing dimana kami pelihara pun kebanyakan ialah anjing kampung. Anjing kampung bukan berarti memerankan kampungan atau norak, tetapi buat saya perseorangan memelihara anjing itu lebih melimpah keuntungannya daripada kerugiannya. Kerugian yang saya maksud adalah menyuplai makanannya sebab porsinya sama misalnya porsi untuk satu anggota family. Malahan kadang lebih gede dari ukuran satu porsi anggota family, karena tergantung ukuran anjingnya. Makin tumbuh besar, semakin gede pula porsi makannya. Sama saja kan seperti anggota family benaran. Sesungguhnya tidak bisa pun dianggap ‘kerugian’, hal ini karena sebagai pemilik masyarakat memang wajib menyediakan makanannya bukan?

Memelihara anjing tersebut bukan sekedar memiliki peliharaan, meskipun lebih dari sekedar memerankan binatang peliharaan. Malahan bisa menjadi seolah-olah anggota keluarga sendiri, pun bisa sebagai pelindung. Aku masih ingat masa masih kecil terlebih dulu, saya sering berpetualang sendirian ke tempat-tempat terpencil yg jauh dari perhatian orang. Ora, saya dulu mempunyai sifat penyendiri dan minim introvert. Pada mood khusus, saya lebih suka menyendiri duduk di atas pohon atau keluyuran di dalam kebun orang daripada principal petak umpet melalui kawan-kawan sebaya. Biasanya anjing saya maka akan menguntit saya. Pada dalam beberapa kesempatan, saya berharap bertualang sendirian moitié privacy, menjadi saya akan meninggalkan anjing aku dirumah. Namun anjing saya tak akan pernah membiarkan saya melaksanakan sendirian. Kag peduli saya lempar atau saya pukul, dia akan tetap menjejaki saya, seolah rato tau saya belum cukup besar buat membela lalu melindungi data sendiri jika berlangsung sesuatu. Mengapa saya mampu bilang seperti ini? Karena beberapa waktu kemudian, setelah saya cukup gede, dia suah berani membiarkan saya pergi sendirian, kecuali kalau saya dalam minta dia beserta.

Mendiskusi soal melindungi harga kelinci anggora, aku percaya anjing adalah satu-satunya hewan peliharaan yang mampu melindungi kami. Kucing kelihatannya akan sayang persis anda, walaupun apakah kucing sanggup melindungi member? Saya pikir bukan.

Dalam rumah saya terlebih dahulu kami memelihara anjing serta kucing. Jangan lihat keakraban anjing lalu kucing dalam sifatnya kasuistis yg biasanya langsung memerankan berita di koran dan TV. Di tempat tinggal saya, anjing lalu kucing berkelakuan usual, dalam riekti saling memusuhi. Bernama juga menetap serumah, tidak pemandangan langka pula setiap quickly pull kucing lalu anjing akan kejar-kejaran dgn riuh, meloncat ke atas meja, menyeruduk semua benda. Itu sebabnya duluan kami tidak sempat memiliki pajangan berupa barang pecah belah.

Kucing saya sempat menggigit jari aku untuk alasan yg hanya dia kemudian Tuhan yang vida sembah dimana tau. Merasa pedihnya jari saya direndam pakai minyak tanah bagi menghindari tetanus dan rabies membuat aku benci kucing hingga hari ini.

Sementara puluhan setahun memelihara anjing, gak pernah sekalipun anjing aku menggigit saya. Bahkan sewaktu punya sedikit wibawa jika saya berjalan-jalan dengan anjing aku, membuat anak-anak berandalan dan orang gila bukan berani macam-macam sama aku.

Masa lagi berjalan-jalan ke satu tempat, apa anda sempat dihadang kucing? Tentu saja saja tak. Tetapi apakah anda sudah pernah dihadang anjing? Persis hampir sering. Anjing peliharaan masyarakat lain pastinya, tidak anjing peliharaan kamu. Saya jua dulu sering mengalaminya. Jadi jaman anjing milik masyarakat lain mulai menggeram-geram kemudian mendengus-dengus gemas mencermati lenggak-lenggok saya, anjing saya akan langsung bet badan di muka saya. Gak peduli takluk ukuran dan nominal, dia akan masih pantang mundur sebagai melindungi saya. Entah suah beberapa saat kejadian anjing aku berani nekad bertempur oleh anjing-anjing lain bagi memberi kesempatan untuk aku berlari sejauh-jauhnya untuk menyelamatkan data.