Membahas Tentang Obat Memuaskan dan Kehidupan

Tratto da EduEDA
Jump to: navigation, search

Pernahkah kita bertanya, apakah sebenarnya kenikmatan hidup, dimanakah letak kenikmatannya, dan bagaimana jalan menikmatinya? Lantas, berencetan pula mengajukan problem, kenapa orang berpenat-penat membeli dan menyedot obat kuat, oleh karena itu bisa bertahan periode saat berhubungan seks, bukankahpuncak kenikmatan dari berahi itu adalah ejakulasi atau orgasme?

Obat kuat sebenarnya siap menuntun kita buat menemukan arti & hakikat kehidupan. Paling tidak, mengkonsumsi obat kuat itu mengarahkan dua hal yang penting tentang muncul. Pertama, bahwa prosedur yang panjang dan lama itu lupa dan menyenangkan, datang di puncak (orgasme) sama sekali tidak nyaman, bahkan menjengkelkan apabila prosesnya dilalui amat cepat, akibatnya loyo dan kehilangan usaha. Kedua, orang berbeda begitu sangat bermanfaat dalam pencapaian kesenangan itu, betapa bettor merasa gagal menjadi ‘laki-laki’, merasa terhina dan tak memiliki harga diri jika menanggung peltu (nempel metu), ejakulasi dini ataupun gagal ereksi walaki tetap bisa mencapai orgasme. Betapa pentingnya kepuasan orang lain dalam hal itu pasangan kita.

Penghujung kenapa dalam kehidupan, banyak orang berprilaku instan untuk http://www.tokosamping.com? Pengen sampai ke tertinggi kesuksesan dengan mengarah dukun, melihara tuyul, menyuap, cari muka dan laku instan lainnya yang aneka ragam ingin cepat. Tak hanya itu, praktek kehidupan yang paradoks juga betapa banyak diantara kita atau bahkan aku abai terhadap kebahagiaan, kesuksesan orang berbeda, padahal pada praktek konsumsi obat terdaya pengabaian terhadap sakinah orang lain, mampu bermakna menjatuhkan kualitas dan memalukan.

Orang2 memang telah rusak memaknai hidup, beberapa orang menciptakan hunian sugih dengan tembok setia dan pagar secara tinggi, yang berdasar pada sadar atau tidak, merupakan upaya dia untuk membatasi persahabatan hidupnya dari jagat yang lebih luas dari bangunan bait yang ia bentuk, ia membangun penjara dan keterasingan. Maka itu lambat laun dia sebagai teralienasi dari lingkungannya.

Suatu ketika, aku pernah bertemu orang2 kaya. Aku mengundang, apakah dia mempunyai keturunan atau bukan? pertanyaan yang sedianya tak perlu hamba ajukan, karena saya tahu dia memiliki dua anak. Dia tak menjawab pertanyaanku yang menurutnya bukan penting itu, oleh karena itu ku lanjutkan saat pertanyaan berikutnya, apakah anakmu suatu ketika akan menikah, serta kamu menginginkan pestanya dihadiri oleh tetangga-tetanggamu atau orang banyak lainnya? Tentu saja. Apakah kamu sadar unik ketika kamu dengan mati? Dan pernahkah kamu membayangkan, bagaimana pun senangnya kamu melihat orang-orang yang meninggal dunia dilayat beberapa orang, dido’akan banyak orang, serta diantar ke pemakaman oleh banyak orang?