Oleh-oleh Sambal yang Tenang dari Kota Surabaya

Tratto da EduEDA
Jump to: navigation, search

Masyarakat di Nusantara selalu tidak dipisahkan dari yang namanya sambal dalam sasaran makanannya. Sambal sungguh dikenal hampir diseluruh pelosok tanah air. Sambal sendiri terbuat dari olahan cabai yang diulek dan dihancurkan datang halus. Olahan sambal bisa dicampur secara terasi, bawang, terlintas tomat. Orang dengan sedang sakit dan tidak memiliki nafsu makan dengan menyatukan sambal dalam makanan menu makannya bisa dengan lahap mengabiskan makanan yang dihidangkan. Sambal menjadi pengiring wajib menu target apapun jenisnya entah itu soto, lalapan, mie goreng, nasi goring, rawon, sop, gorengan, bubur, serta masih banyak sedang menu-menu kuliner nusantara yang sangat nyaman disantap bersama sambal. Jenis sambal juga beragam seperti sambal terasi, sambal cengek hijau, sambal terong, sambal bacak, sambal bawang, sambal matah, dan masih banyak lagi varian sambal yang benar-benar nyaman menggoyang lidah aku.

Beberapa pecan sambal bu rudy yang lalu saat penulis berkunjung ke Surabaya dalam rajah liburan dan jalan-jalan. Saat akan pulang ke kota penulis tinggal, ingin rasanya mencari oleh-oleh santapan atau jajan yang berbeda dari kota-kota yang pernah pereka singgahi selama ini. Teman penulis secara mengantarkan penulis sepanjang jalan-jalan di Metropolis Surabaya bernama Dito Hutama pun menyarankan penulis untuk menelaah oleh-oleh sambal. Pada benak penulis yang kebetulan penyuka sambal langsung setuju secara usul kawan pereka tersebut. Kami kendati melaju ke Sendi Anjasmoro no. 45 Surabaya. Rupanya kawan penulis ini mengantarkan kesebuah depot dengan bernama Bu Rudy. Saat penulis merembes ke dalam pajak yang berbentuk pendek swalayan tersebut pereka melihat berbagai panganan dan jajanan dengan cukup lezat guna dijadikan oleh-oleh.

Akan tetapi seperti diawal ura-ura dengan kawan penulis, penulis ingin mengatasi oleh-oleh yang berbeda dari biasanya yakni sambal. Penulis tepat mencari rak sambal didalam kios Mama Rudy. Di warung Bu Rudy ada berbagai macam sambal tapi menurut pelayan toko disana yang amat menjadi primadona pengunjung adalah sambal bawang. Penulis membeli sambal bawang sejumlah lima botol kecil. Sambal yang dijual disana tanpa bahan pengawet dan hanya menetap lima hari. Ada baiknya sambal dimasukkan di lemari es sehingga siap tahan lama. Harga bagi botol sambal Bu Rudy dihargai Rp 17. 500. Sangat murah dan terkabul untuk penikmat sambal seperti penulis. Walau hanya membeli lima botol saja disini melayani paket ikatan dengan kardus tanpa dikenakan biaya. Sepadan juga tidak perlu menenteng dengan tas keresek. Saat telah pulang ke Kota Penulis dan menjajal menikmati sambal beserta menu rumahan mengecap sambel ini luar biasa pedas namun saja gurih. Tertarik untuk menikmati sambal ini? Bagi anda yang memiliki sakit maag tidak disarankan guna mengonsumsi sambal tersebut.